Severity: Warning
Message: fopen(/home/pariwisatapapua/public_html/system/cache/ci_sessione8e7d410ab6ea9f018d2f8d320059a3debe76faa): failed to open stream: Disk quota exceeded
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 156
Backtrace:
File: /home/pariwisatapapua/public_html/application/controllers/Welcome.php
Line: 11
Function: __construct
File: /home/pariwisatapapua/public_html/index.php
Line: 263
Function: require_once
Severity: Warning
Message: session_start(): Cannot send session cookie - headers already sent by (output started at /home/pariwisatapapua/public_html/system/core/Exceptions.php:272)
Filename: Session/Session.php
Line Number: 140
Backtrace:
File: /home/pariwisatapapua/public_html/application/controllers/Welcome.php
Line: 11
Function: __construct
File: /home/pariwisatapapua/public_html/index.php
Line: 263
Function: require_once
Severity: Warning
Message: session_start(): Cannot send session cache limiter - headers already sent (output started at /home/pariwisatapapua/public_html/system/core/Exceptions.php:272)
Filename: Session/Session.php
Line Number: 140
Backtrace:
File: /home/pariwisatapapua/public_html/application/controllers/Welcome.php
Line: 11
Function: __construct
File: /home/pariwisatapapua/public_html/index.php
Line: 263
Function: require_once
Biak Numfor
#bila ingat, akan kembali
BIAK NUMFOR, Pada waktu pemerintahan Belanda berkuasa di daerah papua hingga awal tahun 1960-an nama yang dipakai untuk menamakan Kepulauan Biak Nunfor adalah Schouten Eilanden, menuru nama orang eropa pertama berkebangsaan belanda, yang mengunjungi daerah ini pada awal abad ke 17. Nama-nama lain yang sering di jumpai adalah Numfor atau Wiak. Fonem w pada kata wiak sebenarnya berasala dari fonem v yang kemudaia berubah menjadi b sehingga muncullah kata biak seperti yang di gunakan sekarang. Dua nama terakhir itulah kemuadian dugabungkan menjadi satu nama yaitu Biak-Numfor, yang dipakai secara resmi unttuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiamai pulau-pulau yang terletak di sebeklah utara teluk Cenderawasih itu.
Kabupaten Biak Numfor atau yang umum di sebut Biak, terletak di teluk Cendrawaih (Cendrawaih Bay). Pada masa lalu Biak merupakan salah satu basis penting tentara jepang dalam melakukan perang pasifik melawan tentara sekutu. Kabupaten ini merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan papua dan berseberangan langsung dengan samudera Pasifik. Posisi ini menjadikan kebupaten biak Numfor sebagai salah satu tempat yang yang streagis dan penting untuk berhubungan dengan dunia luar terutama Negara-negara di kawasan pasifik maupun Asia. Letak Geografis ini memberikan kenyataan bahwa posisinya sangat strategis untuk membangun kawasan industry, termasuk pariwisata.
Biak Numfor atau Kota Karang Panas Biak, demikian julukan yang diberikan, mempunyai pantai-pantai yang sangat eksotis dengan keagamaan sosial budaya masyarakat yang sangat menaruk wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Jangan lupa mampir ke pasar Tradisional Bosnik untuk bersantai di pantai Segera Indah, Bosnik, Biak Timur dengan kemilau pasir putih dan merupakan tempat rekreasi yang tepat untuk bersantai bersama keluarga.
Festival Seni Kreasi Papua yang merupakan Festival tahunan dan di selenggarakan di Biak-Numfor dengan mengundang seluruh kabupaten/kota di Papua untuk berpartisi pada ivent dimaksud dengan mempresentasikan berbagai tarian, music, dan sosio drama. Kebudayaan papua yang beragam merupakan daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk menikmati Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Papua.
Masyrakat Biak masih memiliki kebuayaan kuno yang berkisar pada kepercayaan animism bahkan kepercayaan tersebut lebih ditonjolkan melalui upacara ritual yang lebih di kenal dengan WOR. Kata Wor sudah berarti lagu dan tari tradisional. Semua anak yang terkena wabah penyakit dianggap bernasib malang sehingga harus diadakan upcara adat. Wor dapat mengekspresikan semua aspek kehidupan orang biak, seperti halnya upacra tradisional para leluhur berupa ukiran kayu, dan lebih khusus pada kotif atribut yang digunakan mereka pada saat menyanyi dan menari; berupa motif pada pakaian. Semua barang yang digunakan untuk upacara dapat diskaralkan atau dikeramatkan.
Beberapa upacara tradisioanl orang Biak antara lain Upacara gunting rambut/cukur (Wor Kapanik), Upcara memberi/mengenakan pakian (Wor Famarmar), Upcara Perkawinan (Wor Yakyaker Farbakbuk0 dan lain-lain. Seluruh upacara diiringi dengan lagu dan tarian bahkan merupakan sumbangan atau pendewaan kepada roh-roh para leluhur.
Beberapa hal mengenai budaya di Biak-Numfor yang dapat dilihat antara lain; Pekuburan Tua Padwa, Tempat di mana dapat dilihat tengkorak ddan tulang belulang dari leluhur suku biak yang mendiami kampung Padwa yang teratur rapih di dalam goa batu/tebing karang. Lokasi dapat di tempuh dengan keandaraan darat selama kurang lebih 20 menit.
Tari Yosim Pancar, Tarian persahabatan Biak Numfor dikenal dengan nama Yosim Pancar. Pertujukkan yang diadakan lebih dari satu orang dengan gerakan dasar yang penuh semangat , dinamik dan menarik, seperti pancar gas, Gale-gale, jef, Pacul Tiga, seka dan lain-lain.
Wor Barapen, Upacara Barapen adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh para pemuda ( Kabor Insos) sebagai peringatan ketika mereka mulai memasuki usia remaja. Setelah upacara selesai ribuan batu disusun dan dibakar sampai batu tersebut menjadi bara. Batu yang masih membara disebar, sementara itu pemimpin keagaamaan mempersipakan dirinya dengan melumuri kakinya dengan cairan khusus sambil mengucapkan mantra. Ketika sang pemimpin upcara sudah siap, dia kemudian berjalan di atas batu yang masih panas membara. Bakar Batu atau Barapen dalah salah satu metode masak secara tradisional yang umumnya dilaukan oelh masyarakat di pulau Papua , baik di daerah dataran tinggi (highland) , pesisir pantai (coastal) maupun di daerah kepulauan (islands).
Singkong/Keladi Barapen adalah salah satu makanan khas biak. Singkong ini dibungkus dengan pelepah pisang lalu di bakar di atas bebatuan membara. Tak lupa ketinggalan , Papeda yang berbahan dasar sagu yang dimasak dengan air panas sehingga kental. Cicipi pula keladi yang di rebus tanpa bumbu dan dihidangkan bersama dengan ikan laut berbumbu cabai.
Pada umumnya, objek wisata di kabupaten Biak Numfor lebih mengandalkan obyek wisata alami. Setiap tempat dengan keindahan alam mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata.
Beberapa obyek dan daya tarik wisata yang banyak di kunjungi wisatawan di biak Numfor antara lain : Goa Jepang Binsari, Monumen Perang Dunia II Kampung Anggaridi, Monumen Pepera, Taman Laut Paraido, Taman Anggrek dan Burung serta Pantai Segera Bosnik dan Pantai Wari dapat juga menjadi alternative kunjungan wisata anda ketika mengunjungi Biak-Numfor. Fasilitas akomodasi dan restoran di Biak-Numfor sudah sangat memadai untuk menunjang dan mendukung aktifitas pariwisata dan Ekonomi Kretif.
Anda dapat menikmati indah dan sejuknya alam di temani gemericik air yang menenangkan di Air Terjun Wafsarak atau disebut Air Terjun Warsa di bagian utara Pulau Biak. Jangan lupa anda mampir ke pantai tanjung braai serta melihat gemercik pecahan air dan batu karang Soriri. Sementara di Museum Cendrawasih anda bias menikmati indahnya arsitektur bangunan museum ini dan koleksi benda-benda budaya serta berbagai barang peningglan Perang Dunia ke-II yang tersimpan di dalamnya.
Wisata Bahari, khususnya menyelam (Diving) sudah lama menjadi primana kegiatan wisata di Biak-Numfor dengan berbagai keragaman terumbu karnag dan biota lautnya pada ctalina point, barracuda point, salmon point, marauw point dan lain sebagainya yang semakin menambah pamor Biak-Numfor dengan visi misalnya “ Memantapkan kota jasa sebagai jembatan emas biak sejahtera di masa depan”.
Pada akhirnya jika anda ingat akan baiak dengan ragam pesonanya , maka anda akan kembali, demikian bunyi singkatan yang di berikan yaitu Biak , Bila Ingat Akan Kembali.
SARAN KUNJUNGAN BIAK-NUMFOR
Biak Numfor dapat di kunjungi dengan menggunakan Transportasi udara ( Frans Kaisepo Airport) maupun laut. Untuk menuju ke sana dapat menggunakan maskapai penerbangan Garuda Inddonesia, Sriwijaya Air serta menggunakan armada laut PT.PELNI
Festival-festival Budaya dan Pariwsata umumnya di lakukan pada pertengahan tahun sampai akhir tahun
Menyusuri biak-numfor melewati jalan darat sudah sangat memadai, dan umumnya tersedia angkutan umum maupun kenddaraan sewaa-an.
Menyelam di Biak-Numfor dapat dilakukan sepanjang tahun, kecuali pada bulan Oktober, November dan Desember harus lebih di perhatikanj khusus karena cuaca musim hujan.
Severity: Warning
Message: rewind() expects parameter 1 to be resource, boolean given
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 188
Backtrace:
Severity: Warning
Message: filesize(): stat failed for /home/pariwisatapapua/public_html/system/cache/ci_sessione8e7d410ab6ea9f018d2f8d320059a3debe76faa
Filename: drivers/Session_files_driver.php
Line Number: 192
Backtrace: